Bahayanya Membakar Plastik

by
Foto: rausal.weebly.com.

Pembakaran plastik masih sering ditemui di Indonesia agar sampah dinilai tidak menumpuk banyak. Ternyata di balik sampah yang berkurang, ada bahaya yang tersembunyi.

Wartapilihan.com, Jakarta — Kesehatan dan lingkungan dapat terancam oleh bahaya yang ditimbulkan dari pembakaran sampah ini.

Menurut Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, DR Emil Budianto, sampah plastik yang menggunung menyimpan kandungan karbon dan hidrogen.

Zat tersebut nantinya akan terkumpul dengan zat lain seperti klorida yang ditemukan pada sisa makan. Ketika disulut oleh api, campuran zat berbahaya ini akan terlepas dan membahayakan manusia.

“Kalau sampah-sampah plastik beserta sisa makanan itu dibakar, akan memproduksi dioksin dan furan. Zat tersebut dalam konsentrasi kecil saja bisa menyebabkan kematian,” terang Emil, dilansir dari nationalgeographic.co.id, Selasa, (28/8/2018).

Emil menjelaskan, bila paparan zat dioksin dihirup oleh manusia dalam waktu singkat, maka dapat berdampak pada organ pernapasan dan mengakibatkan batuk, sesak napas, dan pusing.

“Gejala ini merupakan bentuk respons tubuh ketika terpapar zat berbahaya,” kata dia.

Lebih berbahaya lagi bila paparan dioksin berlangsung dalam jangka panjang. Risiko kanker pun meningkat bagi manusia yang terpapar.

“Pencemaran udara pun juga akan menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit saluran pernapasan,” tegasnya.

Selain mengancam kesehatan, emisi karbondioksida yang terlepas akan merusak dan menipiskan lapisan ozon.

Sampah yang semula berbentuk padat, kata Emil, akan berubah menjadi partikel zat yang dapat merusak lapisan ozon. Gas rumah kaca pun meningkat, sehingga pemanasan global semakin parah.

“Bila hal ini terjadi, suhu bumi akan semakin meningkat dan es di daerah kutub pun akan mengalami pencairan,” terang dia.

Pembakaran sampah ini memang ada cara aman yang dapat dipilih agar tidak menghasilkan dioksin, yakni dengan pembakaran stabil dengan pembakaran bersuhu 1.000 derajat celcius.

Tetapi, permasalahannya, kondisi pembakaran tersebut hanya dapat dihasilkan dengan menggunakan mesin incinerator.

“Pembakaran tidak menghasilkan zat bahaya selama dilakukan pada suhu 1.000 derajat Celsius. Untuk rumah tangga, ini sulit tentunya,” ujar Emil. Oleh karena itu, kebiasaan membakar plastik sebaiknya dihentikan.

Emil menyarankan agar masyarakat mulai sadar untuk mengurangi pemakaian plastik. Setiap kali berbelanja, lebih baik membawa tas sendiri. “Pembelian botol air minum kemasan sekali pakai ditekan, dan digantikan dengan membawa botol minum sendiri dari rumah,” pungkasnya.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *