Bacalah !

by

Wartapilihan.com – Hari ini adalah pembukaan Islamic Book Fair 2017 di Jakarta Convention Center (JCC). Ratusan penerbit buku Islam turut serta dalam pameran buku Islam terbesar di Indonesia ini.

Membaca buku kini merupakan ‘hal yang aneh’. Karena kini setiap hari orang disibukkan dengan informasi-informasi sekilas di medsos : What’s app, Facebook, Twitter dan lain-lain. Informasi yang seringkali dangkal, sumber tidak jelas dan kadang kacau (hoax).

Membaca memang sangat dianjurkan oleh Islam. Tetapi membaca apa dan bagaimana cara membaca, Al Quran memberikan pedoman.

Pertama, membaca harus dengan niat untuk menambah keimanan. Iqra` bismirabbikalladzii khalaq. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Sayid Qutb menyatakan bahwa lafadz yang dipakai setelah iqra` adalah bismirabbikalladzi khalaq. Dengan nama Tuhan (Rabb) yang menciptakan. Banyak nama Allah (Tuhan), tapi yang digunakan dalam surat yang pertama turun ini adalah Tuhan yang menciptakan semua makhluq.

Apa maknanya? Maknanya adalah bahwa dalam setiap tindakan, termasuk membaca, kita mesti bertujuan untuk mengagungkan Allah dan menambah keshalihan atau keimanan kita. Jadi tidak sembarangan dalam membaca. Orang yang masuk perpustakaan, kemudian membaca sembarangan buku di sana –tidak ada guru yang memberikan arahan- maka orang itu bisa bingung sendiri atau malah tambah durhaka. Misal, orang yang membaca buku-buku karya Karl Marx atau buku Atheis karya Achdiyat Kartamiharja (Alhamdulillah Achdiyat sudah bertobat) maka orang tersebut bisa ragu terhadap Tuhan (Allah) bila tidak mempunyai dasar keimanan yang kuat sebelumnya. Bagi yang mempunyai ilmu dan iman yang kuat, membaca buku-buku seperti ini tidak masalah, karena ia bisa menyaring atau bahkan mengkritisinya.

Kedua, membaca sesuai dengan kebutuhan. Bagi anak SMP tentu beda kebutuhan bacanya dengan anak mahasiswa. Bagi mereka yang mau menikah beda dengan orang tua yang tidak punya niat lagi untuk menikah dan seterusnya. Karena kadangkala kita menganggap sebuah buku bagus, tapi ketika kita sodorkan ke anak kita, anak kita tidak tertarik. Kenapa? Karena anak kita pengalaman dan ilmunya tidak seperti kita. Dia butuh sesuatu yang sesuai umurnya atau sesuai dengan pengalaman dan pengetahuannya. Buku karya Tere Liye misalnya bagi anak-anak remaja Muslim saat ini sangat digandrungi, tapi belum tentu buku itu menarik bagi kita orang tua yang sudah banyak ‘makan asam garam.’

Membaca memang sangat kita perlukan. Baik membaca teks-teks yang tertulis (ayat-ayat qauliyah) maupun membaca teks-teks yang tidak tertulis (ayat-ayat kauniyah). Al Qurán menyatakan :

“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191)

Tugas para Nabi yang pertama adalah membacakan ayat-ayat Allah. “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS al Baqarah 129)

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS al Baqarah 151)

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS Al Qashash 59-60)

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS al Baqarah 121)

Al Quran juga menyuruh kita membaca kisah-kisah, terutama kisah-kisah para Nabi. “Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.” (QS Yunus 71)

Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah?” Mereka menjawab: “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya”. Berkata Ibrahim: “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)? atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?” Mereka menjawab: “(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”. Ibrahim berkata: “Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah.” Kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam. (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. Ibrahim berdoa : “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.” Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan.” (QS As Syuara 69-85)

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathir 29-30) |

Penulis : Dachli Hasyim

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *