AYYAMUL BIDH, MENGHIDUPKAN SUNNAH

by
Berdoa sebelum berbuka. Foto: Istimewa

Pahalanya sama dengan puasa selama setahun. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para Sahabat tak pernah meninggalkannya. Yang menyediakan buka puasa mendapat pahala yang setara.

 

Wartapilihan.com, Jakarta –-Inilah puasa yang tak pernah ditinggalkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik ketika Beliau berada di rumah maupun ketika sedang safar. Adalah Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu, menarasikan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai: 2347. Derajat hadits ini hasan menurut Syaikh Al-Albani).

Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dikikuti oleh para Sahabat. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati. Pertama, berpuasa tiga hari setiap bulannya; Kedua, mengerjakan shalat Dhuha; Ketiga, mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Imam Bukhari: 1178)

Pahala puasa Ayyamul Bidh ini, jika rutin dilakukan setiap bulan selama tiga hari, nilainya setara dengan puasa setahun. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari: 1979)

Kapan puasa 3 hari dilaksanakan? Dari Abu Dzar, Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi: 761 dan An-Nasai: 2425)

Mengapa dinamakan Ayyamul Bidh (hari putih)? Kerena pada tanggal 13-14-15 tersebut bulan purnama bersinar putih.

Dengan puasa Ayyamul Bidh setiap bulan membuat anggota badan istirahat, minimal tiga hari dalam sebulan, sekaligus menghidupkan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Bila pada tanggal 13-14-15 bertepatan dengan hari Senin atau Kamis, jika kita berpuasa di hari itu, pahalanya pun berganda. Dapat pahala puasa Senin-Kamis sekaligus puasa Ayyamul Bidh.

 

Sedekah Untuk Berbuka

Bagi mereka yang berpuasa, atau karena berbagai sebab belum sempat melaksanakannya, menyediakan buka puasa, berupa segelas air, sepotong roti, sebutir kurma, misalnya, akan mendapatkan pahala yang sama dengan mereka yang menjalankan puasa.

Hal tersebut sejalan dengan janji dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” (HR. Tirmidzi: 807 dan Ibnu Majah: 1746. Menurut Syaikh Al-Albani hadits ini shahih)

Memberi hidangan untuk berbuka, selain mendapatkan pahala yang setara, jika orang yang berbuka itu mendoakannya, maka doanya akan terkabul. Dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَتُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tiga doa yang tidak ditolak: doa orang tua terhadap anaknya, doa orang yang sedang berpuasa, dan doa seorang musafir.” (HR. Sunan Baihaqi III: 345)

Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika diberi hidangan oleh si tuan rumah, Beliau selalu mengangkat kepalanya ke langit dan berdoa:

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى

“Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku.” (HR. Muslim: 2055)

Begitulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi tauladan kepada umatnya, jika diberi hidangan apalagi untuk berbuka puasa, selalu mendoakan mereka.

Jika seorang Muslim berpuasa, memberi hidangan untuk berbuka, didoakan oleh mereka yang menyantap hidangan buka tersebut, selain mendapatkan pahala berlipat, keberkahan akan selalu menyertainya.

Mari kita hidup-hidupkan Sunnah, salah satunya dengan menjalani puasa Ayyamul Bidh secara konsisten setiap bulan. Wallahu A’lam.

Herry M. Joesoef

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *