Peneliti Amerika Serikat berhasil membuktikan, virus flu dapat ditularkan hanya dengan menghembuskan napas penderita. Tinggal di rumah dan menjauhi ruang public merupakan cara terbaik mencegah penyebaran flu.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Di musim penghujan dan dingin, virus flu kembali merajalela. Virus flu Australia misalnya (H3N2) telah menyebabkan 22,3% dari 100.000 orang di Amerika serikat dilarikan ke rumah sakit selama sepekan (31 Desember 2017-6 Januari 2018). Hampir dua kali lebih banyak dari kasus flu sepekan sebelumnya.
Virus H3N2 ini pernah menadikan flu sebagai penyakit menular pembunuh. Virus tersebut biasa hidup dan menyebar di belahan bumi utara dan selatan dan sempat menjadi pandemi pada 1968 dengan angka kematian sekitar 1 juta jiwa di seluruh dunia. Kebanyakan korban berusia 65 tahun ke atas. Itu belum termasuk varian flu burung (H5N1), dan varian lain yang juga tak kalah mematikan.
Flu sudah lama dikenal sebagai salah satu penyakit yang gampang penularannya. Jika seorang penderita flu mengeluarkan bersin atau batuk, maka virus itu dapat menyebar ke seseorang yang didekatnya. Virus flu juga dapat mengenai seseorang bila menyentuh tempat yang terpapar. Mereka dapat menderita penyakit asal sistem kekebalannya lemah.
Namun riset terbaru yang digelar peneliti University of Maryland, Amerika Serikat, ini menunjukkan bahwa virus flu dapat tertular hanya lewat hembusan napas si pasien – tanpa pasien harus batuk atau bersin. Hasil studinya itu terungkap dalam Jurnal Preceedings of Natrual Academy of Sciences terbaru.
“Kami menemukan bahwa kasus flu mengkontaminasi udara di sekitar mereka dengan virus menular hanya dengan bernapas, tanpa batuk atau bersin,” kata Profesor Dr. dr. Milton, MPH, ahli kesehatan lingkungan pada universitas tersebut.
Menurutnya, penderita flu mengeluarkan tetesan kecil cairan yang melayang di udara dalam tempo yang lama. Bahkan, pada saat pertama pasien mengalami terkena flu, yang biasanya belum menunjukkan gejala nyata. “Jadi ketika seseorang turun dengan influenza, mereka harus pulang ke rumah. dan tidak tinggal di tempat kerja dan menginfeksi orang lain,” imbuhnya, dalam situs sciencedaily.com (18/1/2018).
Milton mengatakan itu setelah ia bersama beberapa periset dari University of Maryland, San Jose State University, Missouri Western State University dan University of California, Berkeley – semuanya berlokasi di Amerika Serikat –melakukan studi soal flu.
Milton dan koleganya mengambil sampel berupa salampai sebanyak 218 buah dari hasil pernapasan penderita flu. Kemudian periset membandingkannya dengan 218 sampel hembusan napas pasien yang bernapas 30 menit. Selain itu juga diambil sampel batuk spontan, bersin pada hari pertama hingga hari ketiga.
Sampel-sampel tadi lalu dianalisa. Hasil analisa menunjukkan bahwa sejumlah besar pasien flu secara rutin melepaskan virus menular, melalui asam ribo nukleus (RNA) virus yang terdeteksi, dan partikel percikan kecil cairan. Ketiga hal itu, menurut peneliti, berpotensi menularkan penyakit.
Setelah diteliti, peneliti menjumpai 11(48%) dari 28 percikan — yang dikeluarkan tanpa batuk dan bersin – mengandung muatan virus. Sebanyak 8 dari 11 sampel tadi berisi virus flu. Sebaliknya, ada beberapa sampel bersin yang dikeluarkan penderita influenza tidak mengandung virus flu.
“Temuan ini juga menunjukkan bahwa menjaga kebersihan permukaan, mencuci tangan setiap saat, dan menghindari orang yang sedang batuk tidak memberikan perlindungan menyeluruh terhadap penularan flu,” kata Sheryl Ehrman, kolega Milton dari Charles W. Davidson College of Engineering, San José State University. Ia menganjurkan di rumah atau menghindari ruang public dimana terdapat banyak penderita flu merupakan cara terbaik mencegah penyebaran virus tersebut.
Di samping itu, Ehrman juga mengusulkan agar dilakukan perbaikan dalam sistem ventilasi kantor, ruang kelas, kereta bawah tanah, mal, untuk mencegah transmisi flu. Apabila ada seseorang terkena flu, sebaiknya mereka diminta untuk tinggal di rumah dahulu sampai penyakitnya sembuh. Saran lainnya,vaksinasi segera ketika musim dingin atau hujan tiba.
Studi tersebut tentu mengejutkan, sebab makin menyulitkan untuk melakukan pencegahan flu. Udara dingin di musim dingin dan hujan ini membuat virus flu dapat bertahan lebih lama. Padahal flu termasuk penyakit menular dan mematikan. Apalagi ada berbagai varian virus yang sudah terbukti memakan korban banyak.
Helmy K