Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu’anha telah lama dikenal sebagai pebisnis wanita sukses. Ia berani membayar besar kepada para profesional, bagi mereka yang ingin menjual barang-barang dagangannya. Selain dikenal sebagai wanita kaya dan terhormat, Khadijah juga berakhlak mulia, sampai-sampai penduduk Makkah menjulukinya Ath-Thahirah (wanita suci).
Wartapilihan.com, Jakarta —Saat tiba giliran musim berdagang ke Syam, ia telah mendengar nama Muhammad SAW sebagai pemuda yang berakhlak mulia, berwawasan dan pandai berdagang. Kendati demikian, Khadijah baru tahu kalau Muhammad SAW juga membawa dagangan untuk orang lain. “Aku baru tahu engkau akan membawakan dagangan untuk orang lain” ujar Khadijah. Dengan demikian Rasulullah muda memang telah dikenal sebagai pedagang, baik memperdagangkan barang beliau sendiri atau menerima amanat memperdagangkan barang-barang orang lain.
Memang sebagaimana riwayat Imam Ibnu Sa’d, “Khadijah mendengar bahwa Muhammad SAW diperintahkan pamannya untuk membawakan dagangannya.” Lagi pula wawasan Al-Amin (julukan Muhammad SAW muda) sangat luas, beliau begitu mengenal banyak tempat.
Waktu itu di antara penduduk Makkah dan sekitarnya, baik laki-laki maupun perempuan tidak sedikit yang menjual barang-barang dagangannya di luar negeri, seperti di negeri Syam, Irak, dan lain-lainnya. Barang yang diperdagangkan pun beraneka ragam.
Muhammad SAW selain dikenal sebagai pedagang, juga dikenal sebagai penggembala, di masa remajanya. Beliau bersabda dalam suatu riwayat, “Allah tidak mengutus seorang Nabi pun melainkan ia pernah menggembala kambing, para sahabat bertanya, “Begitu pun engkau wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab, “Begitu pula aku, aku pernah menggembala kambing milik orang-orang Makkah dengan menerima upah beberapa qirath.” (HR Al-Bukhari dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
“Aku juga menggembala kambing keluargaku di kampung Jiyad.” (HR An-Nasai)
Apa yang membuat Khadijah tertarik memilih Muhammad SAW muda sebagai orang yang akan menjalankan dagangannya adalah, Muhammad SAW merupakan pedagang profesional yang akhlak mulia. Barang dagangan kafilah-kafilah dagang Quraisy termasuk Khadijah adalah barang dari India, Habasyah, Persia dan Yaman, selain hasil kerajinan Makkah tentunya.
Ada pun di pihak keluarga Muhammad SAW muda, Abu Thalib paman beliau, mendengar kafilah-kafilah dagang Quraisy yang memperniagakan perniagaan Khadijah sudah hendak berangkat ke negeri Syam, Abu Thalib berunding dengan Atikah binti Abdul Muthalib, guna memenuhi biaya keperluan sehari-hari mereka. Abu Thalib pun menyuruh Rasulullah menemui Khadijah agar turut berniaga ke Syam serta menjual barang dagangan Ath-Thahirah. Selain di kota-kota besar seperti Damaskus dan Baitul Maqdis, pasar di Syam kala itu yang terkenal adalah Bushra, Adzri’ dan Ghaza (Palestina).
Kelak wanita terkaya di Makkah itu akan menikah dengan Muhammad SAW muda, makhluk Allah termulia dan juga penutup para Nabi dan Rasul.
Ilham Martasya’bana, penggiat sejarah Islam