Sehari menjelang pelantikan, serangan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan gencar di internet. Anies dikatakan melakukan dramatisasi, tidak tahu berterima kasih kepada rakyat kecil dan lain-lain.
Wartapilihan.com, Jakarta –Ada dua video yang diedarkan para pendukung Ahok kemarin (15/10) untuk mensinisi Anies. Pertama, adalah video ketika Anies melakukan pemotretan atau film pendek di samping gerobak sampah. Kedua, video Anies melakukan pemrotetan atau film pendek di sebuah warung makanan kecil.
Di video yang Anies berpose dekat gerobak sampah, Anies dikatakan arogan karena ia dibawain orang lain lap untuk penghapus keringat di mukanya. Di video warung makanan, Anies dikatakan mengatur gelas-gelas dan tidak mengucapkan terima kasih kepada penyedia kursinya.
Aktivis liberal, Guntur Romli dalam tweetnya mengatakan,”Blum dilantik resmi sudah pongah, terlihat arogan yg dibungkus bibir manies..”. Aktivis liberal lainnya, Saidiman Ahmad menulis,”Dilirikpun tak, apalagi mengucap terima kasih pada bapak yang angkat kursi dan menempatkannya persis di bawah pantat penguasa.”
Entah apa yang ada di fikiran para pendukung Ahok itu. Padahal Ahok tentu juga melakukan pemrotetan atau pembuatan film pendek yang mungkin melakukan adegan yang topiknya hampir sama. Bila mungkin Anies dikatakan tidak mengucapkan terima kasih kepada krunya dan lain-lain (padahal di luar film itu bisa saja Anies kemudian mengucapkan terima kasih), mereka lupa bahwa Ahok jauh lebih kasar. Mengata-ngatai orang dengan tai-tai, maling dan yang paling parah adalah menghina Al Quran, kitab suci kaum Muslimin yang merupakan mayoritas penduduk Jakarta (negeri ini).
Bukan hanya itu. Para pendukung Ahok aktif melakukan penggalangan melakukan penolakan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh pendukung Anies Baswedan. Salah satu yang terkena dampaknya adalah Ustadz Bachtiar Nasir (Ketua GNPF MUI).
Bachtiar sudah dijadwalkan oleh pemerintah kota Cirebon (surat tertanggal 9 Oktober 2017) mengisi acara Pembukaan MTQ Kota ke-50 pada 18 Oktober 2017 nanti di Alun-Alun Keraton Kacirebonan. Ia rencana mengisi taushiyah di acara itu bersama Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis. Publikasi acara ini dengan penceramah Ustadz Bachtiar juga sudah beredar luas di media sosial.
Tiba-tiba tanggal 13 Oktober 2017, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon menulis surat kepada Kapolres Kota Cirebon, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar. Dalam surat Rois PCNU Cirebon KH Arwani Amin menyatakan menolak keras kehadiran Bachtiar Nasir dalam acara MTQ itu. “Jika Bachtiar Nasir tetap diizinkan hadir dan menyampaikan tausiyah di acara MTQ maka dikhawatirkan ada gerakan massa penolakan yang membuat situasi daerah tidak kondusif. Karena itu kami memohon agar Polre Cirebon Kota tidak memberikan izin terhadap rencana kehadiran Bachtiar Nasir. Dan alangkah baiknya bila Polres Direbon Kota memberikan masukan agar mengganti penceramah dengan ulama yang menyejukkan,” bunyi surat itu yang beredar luas di media sosial.
Nampakya surat PCNU ke Kapolres itu akhirnya mempengaruhi pemerintah kota Cirebon. Beberapa hari kemudian, Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Asep Dedi membuat surat permohonan maaf untuk pembatalan ceramah Bachtiar Nasir di acara MTQ itu. Alasannya tidak jelas. Dalam surat yang ditandatangani Sekda itu hanya tertulis,”Sehubungan karena adanya sesuatu hal, dengan sangat menyesal kami mohon untuk dapat diagendakan kembali silaturahmi Ustad dengan masyarakat Kota Cirebon pada kesempatan lain.”
Guntur Romli, salah satu aktivis Liberal yang aktif dalam twitternya menolak Bachtiar Nasir ceramah di Cirebon menunjukkan kegembiraannya. “Dapat Info : Bachtiar Nasir sudah dibatalkan ceramah ke MTQ stlah diprotes NU Cirebon, MTQ jalan terus, Alhamdulillah.” Guntur sebelumnya meretweet kawannya @mochamadarip yang menulis,”Alhamdulillah, akhirnya NU Cirebon menolak Bachtiar Nasir. Kapan NU daerah lain menyusul?”
Sebelumnya, tanggal 14 Oktober dalam rangka memprovokasi kawan-kawannya agar menolak Bachtiar Nasir, aktivis liberal itu mengekspos twitter Bachtiar Nasir 15 Maret 2014 dulu yang berbunyi,”Jokowi emang hebat, di Solo mewariskan pemimpin KAFIR, di Jakarta jg mewariskan pemimpin KAFIR. Selangkah lagi akan KAFIR kan Indonesia.
Penceramah pengganti Ustadz Bachtiar Nasir, akhirnya ditetapkan pemerintah kota Cirebon Prof Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal yang beberapa hari lalu beredar luas kontroversi tulisannya tentang konsep trinitas Kristen yang mirip dengan konsep Asmaul Husan-nya umat Islam. ||
Izzadina