Amien Rais  Ajak Tokoh-Tokoh Islam yang Gabung dengan Jokowi untuk Kembali

by

Beberapa tokoh Islam mulai bicara terbuka bergabung dengan kelompok Jokowi. Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof Amien Rais mengharapkan tokoh-tokoh itu kembali di kubu oposisi.

Wartapilihan.com, Jakarta – Dalam pidatonya hari ini yang tersebar di kalangan wartawan, Amien menyatakan menyesalkan beberapa tokoh Islam menyeberang ke kelompok Jokowi. Berikut isi lengkap pidato ringkas Amien ini :

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Saudara-saudaraku akhir-akhir ini kita melihat bahkan sebagian tokoh berpindah posisi, dari posisi yang kita anggap sudah benar, sesuai dengan hidayah Allah, tiba-tiba pindah ke posisi lain yang membuat kita agak bertanya-tanya. Nah untuk mereka kita doakan mereka kembali ke jalan hidayah, ke jalan yang dibimbing oleh Allah. Sementara kita sendiri, kita bentengi agar kita tidak ikut-ikutan dengan doa ayat 8 surat Ali Imran :

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz-hadaitana wa hablana min ladunka rahmah, innaka antal wahhab.

“Ya Allah Ya Tuhan Kami, jangan engkau sesatkan kami setelah kami mendapatkan petunjuk darimu. Ya Allah Engkaulah Maha Pemberi Petunjuk. Saya kira inilah doa kita. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.”

Seperti diketahui, beberapa tokoh yang menyeberang ke kubu Jokowi adalah Tuan Guru Bajang Dr Zainul Majdi dan mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Menurut wartawan senior Asyari Usman, Prof Mahfud MD (tim sukses Prabowo-Hatta 2014, juga menyeberang ke kubu Jokowi.

Din Syamsuddin dalam pernyataannya, Sabtu (7/7) menyatakan bahwa ia siap menjadi cawapres Jokowi. Meski ia menyadari bahwa belum satupun partai yang kini meminangnya.

“Saya ini mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, sekarang Ketua Dewan Pertimbangan MUI, masih ada lagi berbagai organisasi internasional yang saya pimpin. Jadi bila memang saya diminta untuk mengabdi bagi bangsa dan negara sebagai cawapres, insya Allah siap,” ujar Din ketika hendak meninggalkan hotel diantar Ketua Umum Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam.

Din menegaskan, jabatan wakil presiden merupakan jabatan pengabdian kepada bangsa dan negara. Apalagi bila berpasangan dengan Joko Widodo yang dinilainya selama ini cukup baik.

Hanya saja, menurut Din, dirinya harus mengukur diri karena hingga saat ini belum ada satupun partai politik yang menghubunginya untuk diusung sebagai cawapres.

“Saya tahu diri bukan orang partai politik. Sementara yang mengusung kan partai politik, jadi terserah partai politik. Saya hanya menyediakan diri dan sanggup bekerja sama dengan siapapun. Pak Jokowi saya tahu beliau orang baik, punya semangat pengabdian yang besar bagi bangsa ini,” ujarnya.

“Din sudah lama ingin menjadi cawapres,” kata seorang wartawan senior yang enggan disebutkan namanya kepada Warta Pilihan.

000

Laman Tribunnews.com, edisi Maret 2018 lalu mengungkapkan bahwa Luhut Panjaitan dan Andi Widjajanto (anak dari Mayjen Theo Syafei –meninggal dunia) telah menyiapkan Tim Pemenangan Jokowi. Berikut ini berita dari Tribunnews.com (http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/22/luhut-dan-andi-widjajanto-dikabarkan-telah-menyiapkan-tim-pemenangan-jokowi-di-pilpres-2019?page=2) :

Luhut dan Andi Widjajanto Dikabarkan Telah Menyiapkan Tim Pemenangan Jokowi di Pilpres 2019

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo dikabarkan sudah membentuk tim khusus untuk pemenangan Pemilihan Presiden 2019 dengan melibatkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Wartawan asal Selandia Baru yang pernah lama berkedudukan di Indonesia, John McBeth, menulis peran yang dijalankan Luhut dan Andi Widjajanto.

Dikutip dari situs Asia Times, Rabu (21/3/2018), McBeth menyebut bahwa Luhut Pandjaitan memang belum membentuk tim pemenangan Jokowi untuk Pilpres 2019 secara formal.

 Akan tetapi, Luhut disebut sudah menghidupkan kembali Brava Lima, kelompok yang terdiri dari lebih 20 pensiunan jenderal, sebagian besar dari Akademi Militer angkatan 1970, yang memainkan peranan penting di balik kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014.

Nama mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto juga menyeruak.

Andi disebut telah ditunjuk sebagai pimpinan “Tim Charlie” beranggotakan 15 pensiunan jenderal yang siap untuk memenangkan Jokowi.

Namun, saat dikonfirmasi, Andi mengaku tidak tahu mengenai keberadaan Tim Charlie.

Andi bahkan menjelaskan bahwa dia menyiapkan kelompok kerja yang membahas hubungan sipil-militer.

“(Saya) tidak tahu tentang Tim Charlie. Yang sedang saya siapkan Pokja 8, fokusnya tentang hubungan sipil-militer,” kata Andi Widjajanto saat dihubungi Kontributor Kompas.com di Singapura, Ericssen, Kamis (22/3/2018). Andi menjelaskan, ada dua kajian yang dia lakukan, yaitu transformasi pertahanan dan reformasi sektor keamanan. Adapun, Luhut Pandjaitan sebelumnya mengaku tidak terlalu terlibat dalam pembahasan Pilpres 2019, terutama dalam menjaring nama cawapres.

Saat ditanya mengapa Luhut yang dikenal sebagai orang dekat Jokowi tidak diikutsertakan di dalam penjaringan cawapres pendamping Jokowi, Luhut tidak menjawab serius.

“Saya mendapatkan tugasnya itu menjaring nama kamu (jurnalis),” katanya sembari tertawa.

“Enggaklah. Saya kan bukan bidang begitu-begituan. Mana saya mengerti itu, ya,” ujar dia.

Saat dibandingkan dengan perannya menjadi penghubung Jokowi dengan sejumlah kalangan ketika Pilpres 2014 dengan jelang Pilpres 2019 saat ini, Luhut tidak menjawab secara jelas.

“Ya aktif kan masa saya ceritakan ke kamu,” ujar Luhut.

John McBeth merupakan wartawan senior yang menghabiskan kariernya menuliskan mengenai politik Asia Tenggara, terutama Indonesia. Dia pernah menulis untuk harian Singapura Straits Times selama 11 tahun. Saat ini dia aktif menulis di Asia Times, The Nikkei Asian Review, dan The South China Morning Post. McBeth juga penulis buku The Loner: President Yudhoyono’s Decade of Trial and Indecision yang berisi uraian komprehensif 10 tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.

Editor: Hasanudin Aco. II

Izzadina

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *