Diet karbohidrat adalah pola makan yang mengurangi asupan karbohidrat atau menghindari makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, guna menurunkan berat badan. Namun, amankah diet ini?
Wartapilihan.com, Jakarta – Diet rendah karbohidrat dipercaya dapat membantu mencegah atau memperbaiki kondisi kesehatan yang serius, seperti sindrom metabolik, diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan penyakit kardiovaskular.
Tak hanya itu, diet rendah karbohidrat bisa meningkatkan kolesterol baik atau HDL, sehingga dianggap sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung. Namun, menurut dr. Kevin Adrian, belum ada cukup bukti untuk mendukung klaim tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
“Cukup sulit menghilangkan karbohidrat sepenuhnya dari asupan makanan sehari-hari. Karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh. Jika asupan karbohidrat dikurangi secara tiba-tiba dan drastis, berbagai efek samping seperti kelelahan, sakit kepala, bau mulut, lelah, sembelit, atau diare, mungkin akan dialami,” kata dr. Kevin, dilansir dari alodokter.com.
Selain itu, dalam jangka panjang, diet karbohidrat dapat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin atau mineral, menyebabkan tulang keropos, serta meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan berbagai penyakit kronis.
“Diet karbohidrat pun tidak dianjurkan untuk ibu hamil, karena tidak aman bagi janin yang dikandungnya,” tutur dia.
Penelitian menunjukkan, jika diet rendah karbohidrat diduga lebih ampuh dalam menurunkan berat badan di tahun pertama dibanding diet rendah lemak. Tetapi setelah satu tahun, penurunan berat badan antara dua jenis diet ini sama.
“Diet karbohidrat diduga aman dilakukan dalam jangka pendek, namun tidak jelas apakah ada risiko kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan. Ini karena kebanyakan penelitian berlangsung kurang dari satu tahun,” terang Kevin.
Beberapa ahli kesehatan percaya bahwa mengganti kalori dari karbohidrat dengan asupan kalori dari lemak dan protein hewani dalam jumlah besar, justru dapat meningkatkan risiko penyakit jantung atau kanker tertentu.
“Mendapatkan asupan kalori dari protein dalam jumlah tinggi juga tidak disarankan bagi penderita penyakit ginjal.
Ahli gizi pun masih meragukan khasiat diet rendah karbohidrat, terutama jika diet yang dilakukan menganjurkan untuk membatasi makanan sehat, seperti biji-bijian, serta sayuran dan buah-buahan,”
Kevin menganjurkan beberapa cara melakukan diet karbohidrat yang benar, yaitu daripada membatasi asupan karbohidrat, dianjurkan untuk mengurangi makanan manis, seperti permen, cokelat, biskuit, kue, dan minuman ringan dengan tambahan gula.
“Karena jika sering dikonsumsi, makanan serta minuman tinggi kalori dan gula tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko kerusakan gigi. Cukupi asupan karbohidrat sekitar 0 – 30 gram dari total porsi makan,” imbuh dia.
Tambahkan asupan protein dan lemak baik yang tidak mengandung kolesterol, seperti minyak zaitun dan alpukat, untuk memenuhi kebutuhan energi.
“Perbanyak minum air putih. Disarankan untuk mengonsumsi sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti biji-bijian utuh, kentang, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak dengan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
Serat dalam makanan tersebut dapat membantu menjaga pencernaan tetap sehat dan membuat Anda kenyang lebih lama,” tukas Kevin.
Ia menekankan, kebutuhan kalori dan energi setiap orang berbeda berdasarkan jenis kelamin, usia, aktivitas sehari-hari, dan kondisi kesehatan.
“Jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan diet karbohidrat, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gizi untuk melihat apakah pola makan tersebut cocok bagi Anda atau tidak,” pungkas dia.
Eveline Ramadhini