Alumni UI Ikut Aktif Demo Anti Ahok

by
Sejumlah Alumni UI aktif mengikuti demo anti Ahok di depan Gedung Kementerian Pertanian Jakarta (4/4). Foto : Zuhdi

Wartapilihan.com, Jakarta – Tidak hanya elemen pergerakan dan tokoh Islam, anak muda alumni Universitas Indonesia ikut memberikan orasi dalam pengawalan sidang kasus penistaan agama yang ke 17 di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan pada Selasa (4/4).

“Kami peduli bangsa, kami peduli umat Islam, kami peduli agama Islam. Kita tidak ingin bangsa Indonesia dipecah-belah hanya karena seorang Ahok yang tidak bisa diusut sampai tuntas,” Efendi Zarkasyi, alumni UI 1998 di atas mobil Komando.

Di atas panggung, ia menjelaskan keikutsertaannya dalam pengawalan sidang Ahok bukan sekali dua kali, tetapi rutin mengikuti dan membuka posko berbarengan dengan MER-C.

“Kalau ada masyarakat yang menanyakan mana mahasiswa, mana aktivis kampus, mana Alumni UI, bahwa kita setiap sidang Ahok selalu mengawal agar Ahok dipenjara dan kita membuka posko berbarengan dengan MER-C,” tandasnya.

Ia menekankan umat Islam dan pribumi khususnya, tidak boleh dengan mudah diintervensi asing baik dalam hal politik, ekonomi, terlebih agama sebagai kewajiban transedental seorang muslim.

“Pribumi harus bangkit, jangan mau dijajah asing, jika kasus Ahok tidak diusut tuntas siap revolusi? Siap revolusi? Siap revolusi?,” tanyanya dengan nada menggelora kepada demonstran.

MER-C Aktif Berperan

Pusing, maag, mual, pingsan, belum ada asupan dan keletihan, menjadi daftar diagnosa yang dilayani oleh tim medis dari MER-C (Medical Emergency Rescue Committee). NGO (non goverment organization) ini rutin membuka posko setiap sidang kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama sebagai terdakwa.

“Ini kali 16 kita membuka posko dalam mengawal kasus penistaan agama, yang datang beragam, ada yang karena kecapean, pusing, maag, mual, dan belum dapat asupan,” ujar Azis Muslim, Staf Logistik MER-C kepada Warta Pilihan di depan Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan pada Selasa (4/4).

Ia bersyukur, selama membuka posko belum ada massa aksi yang mengalami sakit berat bahkan harus dirujuk ke Puskesmas terdekat atau Rumah Sakit.

“Alhamdulillah selama ini belum ada yang sakit berat dan rujukan ke rumah sakit, ada yang pingsan tapi tidak banyak jumlahnya,” lanjutnya.

Selain dirinya, ia dibantu oleh beberapa dokter yang terdiri dari dokter umum, dokter saraf, dokter bedah, dokter anestesi, perawat, herbalis dan tenaga medis lain yang bergerak secara sukarela dibawah komando GNPF-MUI.

“Relawan kita ada dokter umum, dokter saraf, dokter bedah, dokter anestesi dan lainnya yang bergerak karena kerelawanan dan dilakukan secara bergantian,” tandasnya.

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela dan mobilitas tinggi.

MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri. Organisasi ini dibentuk di Jakarta, 14 Agustus 1999 oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur. |

Reporter: Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *