Al Quran dan Kita

by
Kaligrafi Islam Turki. Gambar : id.pinterest.com

Wartapilihan.com – Adakah buku di dunia ini yang menandingi Al Quran? Tidak ada, bahkan mustahil ada. Al Quran adalah sumber inspirasi terbesar manusia sepanjang sejarah. Sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, Al Quran, dibaca, difahami, dihafal dan dicintai milyaran kaum Muslim, lebih dari buku atau kitab lainnya.

Cinta, itulah yang menyebabkan Al Quran mudah dibaca, difahami dan dihafalkan oleh jutaan kaum Muslimin sepanjang sejarah. Cinta, yang menyebabkan seorang anak kecil umur 7 tahun bisa tangkas menghafal Al Quran dengan dibimbing guru atau orang tuanya.

Untuk menghafal buku selain Al Quran 10 halaman saja, seseorang mungkin perlu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menghafalnya. Itupun Kalau sudah hafal, kadang huruf atau kata-katanya ada yang salah. Tapi bagi Muslim yang cinta Al Quran, 10 halaman mungkin dihafal 1 sampai dengan 7 hari saja. Bisa dihafal tepat huruf dan kalimatnya.

Al Quran adalah kitab cinta. Buku cinta yang diturunkan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim kepada hamba-hambaNya. Buku cinta yang tidak pernah kering digali dan difahami isinya sepanjang masa. Buku cinta yang siapapun mengkajinya –dengan tulus- akan mendapat getaran dan sinarNya.

Al Quran memberikan cahaya bagi orang awam maupun terpelajar. Mereka yang ahli dalam psikologi, maka akan terkagum-kagum dengan Al Quran saat bicara tentang psikologi manusia: psikologi hubungan laki-laki perempuan, psikologi pemimpin dan pengikutnya, psikologi kaum yang membawa keadilan dan kezaliman, psikologi orang shalih dan orang jahat dan lain-lain.

Mereka yang ahli sejarah pun dapat mengambil hikmah yang besar dari Al Quran. Sejarah manusia sejak Nabi Adam hingga kini, sejarah para Nabi yang mulia dalam membimbing umat manusia, sejarah penguasa yang menindas rakyatnya, sejarah penciptaan manusia, malaikat dan iblis dan seterusnya.

Pakar pendidikan pun mendapat pelajaran besar bila mau menggali Al Quran. Mereka bisa mendapatkan pengajaran terbaik Luqman kepada anaknya, pengajaran Nabi Khidir kepada Nabi Musa, pengajaran Allah SWT kepada Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Nabi Yusuf dan lain-lain.

Dan ahli sains begitu pula. Mereka bisa terkagum-kagum memahami ayat-ayat Al Quran tentang penciptaan manusia, penciptaan alam semesta, manfaat air, manfaat madu dan lain-lain.

Karena itu Rasulullah saw menyatakan : “(Al Quran adalah) Kitab Allah yang memuat cerita orang-orang sebelum kamu dan mengkhabarkan orang-orang sesudah kamu. Ia merupakan hukum di antara kamu dan pasalnya (ayatnya) tidak main-main. Pemimpin yang meninggalkannya aakan dihancurkan Allah. Siapa yang ambil petunjuk selainnya, akan Allah sesatkan. Ia merupakan tali yang kuat, peringatan al Hakim dan jalan yang lurus. Dengannya, hawa nafsu tidak akan tergoncang dan lisan tidak akan ceroboh. Ulama tidak akan kenyang memakannya. Ia tidak dibuat banyak berulang kata dan keajaibannya tidak pernah luntur. Ia, yang manakala didengar Jin, mereka akan berkata `Sesungguhnya kami telah mendengar Al Quran yang ajaib. Yang menunjuk kepada jalan yang lurus, lalu kami beriman kepadanya (QS Jin 1). Siapa berucap dengannya, maka akan benar. Siapa mengamalkannya akan mendapat pahala. Siapa menggunakannya, akan adil. Dan siapa yang mengajak kepadanya akan ditunjukkan ke jalan yang lurus. (HR Turmudzi, lihat Syekh Muhammad Ali Ash Shabuni dalam At Tibyaan fii Uluumil Quraan/ Ikhtisar Ulumul Quran Praktis, Pustaka Amani, 1988).

Syekh Ali ash Shabuni lebih lanjut menjelaskan tentang Al Quran : “Al Quran adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat. Yang diturunkan kepada pungkasan para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as. Yang tertulis pada mashahif (mushaf-mushaf). Diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir. Membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Naas.”

Seorang ahli syair menyatakan : “Para Nabi terdahulu dating membawa berbagai mukjizat. Namun setelah mereka wafat, sirnalah mukjizat-mukjizat itu. Dan engkau datang dengan membawa Kitab Suci yang tidak akan sirna sepanjang masa.”

Rasulullah saw menyatakan : “Orang yang mahir membaca Al Quran,bersama para Nabi dan Syuhada`. Adapun mereka yang membaca dengan gagap, namun hatinya sangat terpaut kepadanya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR Bukhari Muslim)

Pendiri Ikhwanul Muslimin -organisasi Islam terbesar di dunia- Imam Hasan al Bana menyatakan bahwa kewajiban terhadap Al Quran ada empat :

  1. Hendaklah kita memiliki keyakinan yang sungguh-sungguh dan kuat bahwa tidak ada yang menyelamatkan kita kecuali system social yang diambil dan bersumber dari Kitab Allah SWT ini. Sistem social apapun yang tidak mengacu atau tidak berlandaskan Al Quranul karim pasti bakal menuai kegagalan.

Misalnya, banyak orang mengatasi problema ekonomi dengan terapi tambal sulam…Sementara Al Quran telah menggariskan tentang aturan zakat, mengharamkan riba, mewajibkan kerja, melarang pemborosan dan sekaligus menanamkan kasih sayang sesama manusia. Dengan arahan semacam ini tentu problema kemiskinan dapat segera dipecahkan. Tanpa solusi ini tidak mungkin terpecahkan. Selain model Al Quran ini, solusi hanya ibarat pil penenang sementara…

  1. Maka dari itu, kaum Muslimin wajib menjadikan Al Quran sebagai sahabat karib, kawan bicara dan guru. Kita harus membacanya. Jangan sampai ada hari yang kita lalui, sedangkan kita tidak menjalin hubungan dengan Allah SWT melalui Al Quran. Demikianlah pendahulu kita…mereka tidak pernah kenyang dengan al Quranul Karim…
  2. Setelah itu, ketika membaca Al Quran kita harus memperhatikan adab-adab membacanya dan ketika mendengarkan kita juga harus memperhatikan adab-adab mendengarnya. Hendaknya kita berusaha merenungkan dan meresapinya. Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Al Quran ini turun dengan kesedihan. Maka jika kamu membacanya hendaklah kamu menangis. Jika kamu tidak menangis, maka buatlah seolah-olah dirimu menangis. Akhi, ini artinya bahwa jika hati anda belum dapat konsentrasi sampai pada tingkat menghayatinya, hendaklah anda berusaha untuk menghayatinya. Janganlah setan memalingkan anda dari keindahan perenungan sehingga anda tidak mendapatinya…

Suatu ketika beliau (Umar bin Abdul Aziz) datang bakda Isya` (ke masjid). Beliau lantas berwudhu dan berdiri melaksanakan shalat. Beliau membaca,”(Kepada malaikat diperintahkan) kumpulkanlah orang-orang zalim dan teman-teman sejawat mereka beseta apa yang selalu mereka sembah, selain Allah. Lantas tunjukkan kepada mereka jalan menuju Neraka Jahim. Dan hentikan mereka, sesungguhnya mereka akan ditanya.” (Ash Shafat 22-24). Beliau terus mengulang-ulang ayat,”Dan hentikan mereka, sesungguhnya mereka akan ditanya”, sampai muadzin dating untuk mengumandangkan azan Subuh.

Kehebatan Al Quran ini bahkan diakui oleh orang-orang kafir zaman Rasulullah. Utbah bin Rabiah, seorang kafir, ketika mendengar bacaan Al Quran dari Rasulullah saw, ia berkata,”Sesungguhnya bacaan ini mengandung kelezatan dan keindahan. Atasnya membuahkan, bawahnya menyejukkan. Sungguh ini bukan perkataan manusia.”

Bacaan Al Quran yang menggetarkan hati manusia ini yang menyebabkan Umar bin Khattab masuk Islam. Begitu pula jutaan atau milyaran manusia saat ini…

Allah SWT mengajarkan kita saat menyimak Al Quran :

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (Az Zumar 23)

  1. Setelah kita beriman bahwa Al Quran adalah satu-satunya penyelamat, maka kita wajib mengamalkan hukum-hukumnya. Hukum-hukum Al Quranul karim menurut yang saya (Hasan al Bana) ketahui, terbagi menjadi dua:
  2. Hukum-hukum individu yang berkaitan dengan masing-masing orang, seperti : shalat, puasa, zakat, haji, taubat, serta akhlak, yang meliputi kejujuran, menepati janji, kesaksian, dan amanat. Ini semua wahai saudaraku, merupakan hokum-hukum yang berhubungan dengan manusia secara umum. Setiap orang dapat melaksanakannya sendiri. Ketika anda membaca Al Quran, anda harus mematuhi hukum-hukum dan batasan-batasannya. Barangsiapa yang belum pernah shalat, kemudian membaca firman Allah SWT `Dan dirikanlah shalat (an Nuur 56)`, maka ia harus melaksanakan shalat. Dan ketika membaca `Dan janganlah kamu mengurangi takaran dan timbangan manusia` (al A`raf 85), maka anda harus memenuhi hak setiap orang. Seharusnya anda tidak perlu menunggu orang lain untuk melaksanakan hal-hal (seperti) ini.
  3. Kedua adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan masyarakat atau hukum-hukum yang berkaitan dengan penguasa. Ini semua merupakan kewajiban negara, misalnya menegakkan hudud (sanksi dalam hokum Islam), jihad dan masalah-masalah yang merupakan tugas negara dalam Islam. Negara wajib melaksanakannya. Jika negara tidak melaksanakannya, ia bertanggungjawab dihadapan Allah SWT. Kewajiban rakyat dalam keadaan demikian adalah menuntut pelaksanaannya. Sesungguhnya Islam tidak membebaskan umat dari tanggungjawab.

Walhasil Al Quran adalah kitab cinta yang diberikan Allah kepada manusia. Dan akan bahagia mereka yang mencintai Al Quran. Yang mencintai ayat-ayat yang diturunkan dari `Yang Maha Rahman dan Rahim.` Cinta yang tidak akan menimbulkan keresahan atau kekecewaan, seperti cinta laki-laki dan perempuan. Wallahu alimun hakim. |

Penulis : Nuim Hidayat Dachli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *