Utusan Palestina untuk PBB memperingatkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa jika terus berlanjut, krisis Kompleks Masjid Al Aqsa akan menjadi lebih luas.
Wartapilihan.com, Yerusalem —Utusan Palestina untuk PBB telah mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur berada pada titik kritis. Ia mendesak anggota dewan untuk membantu melindungi warga Palestina dan tempat-tempat suci mereka dari “agenda nekat dan destruktif Israel”.
Riyad Mansour memperingatkan dalam pidatonya kepada Dewan pada hari Selasa (25/7) bahwa “penyulutan sebuah konflik agama berkembang dengan cepat saat Israel terus melakukan tindakan ilegal di Yerusalem Timur yang diduduki”.
Dia menuduh Israel “berperilaku agresif dan melakukan pelanggaran provokatif” terhadap status quo bersejarah di kompleks Masjid Al-Aqsa yang dikelola Muslim, merujuk pada penutupan singkat situs suci tersebut setelah sebuah penembakan mematikan di sana yang diikuti oleh pemasangan kamera CCTV dan Detektor logam.
“Kami jelas-jelas berada di titik kritis,” katanya. “Oleh karena itu, kami harus sekali lagi memperingatkan terhadap bahaya provokasi dan hasutan semacam itu dan memicu siklus kekerasan lagi yang akan memiliki konsekuensi luas.”
Shalat di Jalan
Di Yerusalem Timur, para pemimpin Muslim mendesak umat Islam pada hari Selasa (25/7) untuk terus melakukan protes dengan shalat di jalan dan menghindari memasuki kompleks tersebut, bahkan setelah Israel membongkar detektor logam yang pada awalnya memicu ketegangan.
Sheikh Najeh Bakirat, Direktur Masjid al-Aqsa, mengatakan
bahwa tindakan tersebut tidak memenuhi tuntutan kaum Muslim karena kamera keamanan tetap ada.
Sheikh Raed Saleh, seorang pejabat al-Aqsa, mengatakan bahwa orang-orang Palestina tidak pernah menerima status saat ini, kecuali jika semua yang ditambahkan setelah 14 Juli telah dihapus.
Puluhan jamaah Muslim terus melakukan shalat di jalanan di luar kompleks pada hari Selasa.
Pada hari Selasa malam, pasukan keamanan Israel menggunakan granat setrum dan peluru karet yang dilapisi baja untuk membubarkan jamaah kaum Muslim di luar kompleks.
Setelah shalat magrib selesai, pasukan keamanan Israel keluar dari kompleks Masjid Al-Aqsa, menggunakan granat setrum dan peluru karet berlapis baja untuk membubarkan jamaah. Tidak ada penjelasan apa yang memicu kekerasan tersebut, padahal jamaah tidak ada yang membawa senjata.
Setidaknya lima orang jamaah terluka akibat tindakan brutal aparat keamanan negeri agresor tersebut.
Moedja Adzim