Aktivis Menuntut Kejahatan Perang Pemerintah Suriah dan Rusia

by
Pasukan Rusia di Suriah. Foto : Raymondpronk

Wartapilihan.com, Genewa – Aktivis pro-pejuang Suriah mengatakan, pihaknya telah memberikan bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia dan milisi yang didukung Iran dalam pertempuran Aleppo kepada PBB. Aktivis menyerukan kepada PBB untuk segera mengadili mereka karena telah membunuh warga sipil dan melakukan tindak kejahatan perang lainnya.

Komisi Penyelidikan PBB di Suriah (COI) telah mengumpulkan dan bukti lima tahun terakhir untuk penuntutan ke depannya, juga telah diterima bukti mengenai pengejaran para pejuang asing oleh otoritas nasional Suriah.

Fadel Abdul Gany, Kepala Jarinngan HAM Suriah, dan Husam Alkatlaby, Direktur Pusat Dokumentasi Pelanggaran, bertemu dengan invertigator dari PBB pada Rabu (11/1). Mereka mendesak agar PBB menyelidiki kasus kejahatan yang dilakukan selama pengepungan dan usaha merebut Aleppo yang dikuasai oleh pejuang pemberontak pada bulan lalu.
Pihak pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah tuduhan mengenai pelanggaran dan kejahatan perang tersebut.

Abdul Gany mengatakan, aktivis menemukan kesamaan pelanggaran yang dilakukan oleh Rusia dan rezim pemerintahan Suriah. Bahkan, Rusia melakukan pelanggaran yang lebih berat di beberapa jenis pelanggaran dibandingkan dengan rezim pemerintah.

“Kami mencatat, terdapat pembunuhan terhadap 1.305 orang warga sipil yang dilakukan oleh pasukan Rusia,” Kata Abdul Gany seperti dikutip oleh Reuters. Jumlah tersebut merujuk pada serangan udara Rusia pada Juli sampai Desember 2016. Lebih dari sepertiga korban adalah anak-anak.

“Semua kejadian yang kita laporkan adalah pelanggaran IHL (International Humanitary Law). Kebanyakan adalah kejahatan perang. Terutama serangan yang menargetkan objek vital sipil, terutama ketika kita membicarakan rumah sakit,” pungkas Abdul Gany.

Alkatlaby mengatakan, angkatan udara Rusia berusaha untuk menargetkan titik-titik tertentu, misalnya rumah sakit, sekolah, atau apa pun. Mereka terbang lebih tinggi (dibandingkan dengan angkatan udara Suriah), semua itu didapatkan dari kesaksian dan wawancara.

Abdul Gany mengatakan, sejak serangan udara Rusia pada 30 September 2015, Rusia telah membunuh setidaknya empat ribu orang. “Kami mempunyai dokumentasinya, seperti nama, detail, tanggal, dan foto,” imbuh Abdul Gany.

Para aktivis, bergabung dengan “White Helmets” (Tim Pertahanan Sipil) dan asosiasi dokter independen, mendokumentasikan 31 serangan di Aleppo oleh pasukan Rusia tiga serangan dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah, serta penggunaan senjata pembakar yang dilarang, kata Abdul Gany.

Pemerintah Suriah menyangkal semua tuduhan penyalahgunaan senjata. Mereka juga menyangkal telah melakukan penyiksaan, penargetan warga sipil, dan penggunaan bahan kimia yang dikenal dengan barel bom.

Rusia mengatakan, tuduhan terhadap kejahatan perang yang diarahkan kepada pihaknya merupakan kampanye propaganda yang didukung oleh Barat. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igar Konashenkov, mengatakan, organisasi White Helmets dekat dengan kelompok jihad yang dikenal sebagai Front Nusra.

“Ada bukti yang jelas bahwa serangan yang dilakukan oleh Rusia terhadap warga sipil merupakan kejahatan perang,” ujar empat kelompok dalam suratnya kepada ketua COI, Paulo Pinheiro.

Para aktivis juga menyinggung keterlibatan Iran yang mendukung pemerintahan Suriah pada serangan di Aleppo.

Iran yang menjadi pendukung utama Presiden Bashar al-Assad membantah keterlibatannya dalam pembunuhan warga sipil. Iran menekankan bahwa Teheran akan terus mendukung Assad di “perang melawan teroris”.

Lebih jauh, Abdul Gani mengatakan, pengadilan khusus harus dibentuk untuk mengadili kejahatan perang ini. Sebab, Rusia akan memveto upaya untuk mengirimkan masalah ini ke Mahkamah Pidana Internasional.

“Sekarang, yang kita inginkan dari COI adalah mendorong mekanisme untuk mengadili para pelaku. Jika tidak, semua pekerjaan dokumentasi ini tidak ada artnya,” pungkas Abdul Gany. *Sumber:Reuters

Reporter : Muja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *