Wartapilihan.com, Depok – Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) kecewa dengan pernyataan Ahok yang menyetujui digelarnya WTPM di Indonesia. Pasalnya, dengan digelarnya pameran industri rokok atau World Tobacco Proccess Machine (WTPM), dapat merugikan rakyat Indonesia.
“Kami sempat mengajukan petisi, tetapi ditolak tahun lalu. Kami kecewa,” ungkap Akbar, ketua panitia acara, di Aula Terapung, Depok, hari ini (29/4). “Tapi, tahun ini kami masih punya kesempatan. Mungkin gubernur yang baru, Pak Anies, bisa memperhatikan hal ini,” harap Akbar melanjutkan.
World Tobacco Proccess Machine (WTPM) merupakan pameran industri rokok yang akan digelar pada tahun 2017 di Jakarta. Setelah sebelumnya mengalami penolakan dari mahasiswa FKM dari berbagai universitas tahun 2016 lalu, rupanya pameran industri rokok ini akan digelar kembali.
Pameran industri rokok ini pada dasarnya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Pada tahun 2012, World Tobacco Asia sukses diselenggarakan di Jakarta hingga menuai banyak protes. Akibat protes tersebut, panita pelaksana berjanji tidak menyelenggarakan lagi acara tersebut. Namun tak dinyana, tahun 2014 muncul kembali pameran industri rokok dengan tajuk “Inter-tabac Asia” di Bali. Tetapi karena aksi dari mahasiswa yang terus-menerus, akhirnya acara tersebut dibatalkan lagi.
Dampak jika pameran industri rokok ini terselenggara, menurut Akbar, dapat mencerderai dua hal, yaitu yang pertama, aspek kesehatan. Dengan mudahnya rokok diproduksi oleh mesin, peluang konsumsi rokok semakin besar. Hal tersebut dapat berdampak pada beban pemerintah untuk memberikan dana BPJS akibat penyakit yang ditimbulkan oleh rokok, hingga 300 Triliun Rupiah.
Kedua, dapat berdampak pada aspek sosial-ekonomi terhadap buruh linting. Hal yang dikhawatirkan oleh para mahasiswa ialah hilangnya pekerjaan dari para buruh linting dikarenakan telah diganti oleh mesin pembuat rokok.
“Ada pergeseran dari buruh ke mesin. Dengan adanya mesin rokok yang dicetak dengan mesin, otomatis produknya banyak. Dengan demikian, masyarakat dapat kehilangan pekerjaan,” papar Akbar dengan prihatin.
Sejauh ini, mahasiswa telah melakukan berbagai upaya untuk memberhentikan pameran industri rokok tersebut, yakni dengan melakukan audiensi kepada kementerian perdagangan, kesekretariatan negara, namun hasilnya masih nihil tidak sesuai yang diharapkan. Mahasiswa juga
sempat mengajukan petisi, namun ditolak oleh Ahok, sang Gubernur DKI
Jakarta yang masih menduduki jabatannya hingga 6 bulan ke depan.
Tanggapan Ahok terhadap WPTM telah mengecewakan para mahasiswa. Pasalnya, ia menuturkan rokok bukanlah suatu yang dilarang di Indonesia, apalagi pabrik-pabrik rokok masih berdiri hingga
hari ini.
“Sekarang pabrik rokok dilarang enggak? Enggak. Cuma dibatasi lokasi merokok. Kenapa kita jadi agen asing untuk melarang pameran rokok, mesin rokok,” ucapnya kepada para wartawan, seperti yang dilansir Republika pada Kamis (7/4) lalu, di Balai Kota.
Acara yang diinisiasi BEM IM FKM UI ini menekankan pada pergerakan mahasiswa, yang bertajuk “Mahasiswa Harus Banget Bergerak” dan Workshop “Gerakan Kreatif dan Efektif” yang dilaksanakan dalam dua sesi, pada hari ini sejak pukul 09.00 hingga 16.45 WIB, di Aula Terapung, Universitas Indonesia. Keesokan harinya pada Minggu, 30 April mendatang, mahasiswa akan melakukan gerakan sosial di Bundaran HI, Jakarta, dalam rangka aksi tolak WTPM.
Reporter: Eveline Ramadhini