Di tengah ketegangan dengan Israel, Raja Yordania Abdullah II memulai kunjungan ke Tepi Barat yang diduduki untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Senin (7/8).
Wartapilihan.com, Tepi Barat –Dalam kunjungan pertamanya ke kantor Abbas di Ramallah dalam lima tahun, Abdullah disambut dengah karpet merah di dekat helikopternya oleh pemimpin Palestina sebelum dua lagu kebangsaan dimainkan.
Kunjungan tersebut terjadi kurang dari dua pekan setelah berakhirnya perseteruan di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem ketika Israel menerapkan langkah-langkah keamanan baru, termasuk detektor logam, menyusul sebuah serangan yang menewaskan dua polisi.
Yordania yang merupakan penjaga situs marah terhadap tindakan baru tersebut, sementara orang-orang Palestina menanggapi dengan melakukam demonstrasi.
Ketegangan antara Israel dan Yordania makin menajam pada 23 Juli lalu ketika seorang petugas keamanan Israel menembak mati dua orang Yordania di kompleks kedutaan Israel di ibukota Amman.
Israel menuduh salah satu dari dua orang tersebut menyerang orang Israel dengan obeng, sementara yang lainnya ditembak mati tanpa sebab.
Krisis tersebut mereda pada 27 Juli ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan mencopot detektor logam, sementara dia juga berjanji untuk menyelidiki insiden kedutaan tersebut.
Kunjungan Abdullah dilihat adalah bentuk dukungan kepada Abbas, yang telah diisolasi oleh Israel atas tanggapannya terhadap barisan Al-Aqsa.
Kompleks masjid tersebut berada di Yerusalem timur yang diduduki oleh Israel pada tahun 1967 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Perjanjian damai tahun 1994 antara Israel dan Yordania mengakui status khusus Amman sebagai penjaga resmi situs Muslim suci Yerusalem.
Sekitar setengah dari 9,5 juta warga Yordania berasal dari Palestina.
Kemarahan
Penghapusan detektor logam Netanyah dilihat oleh orang-orang Palestina sebagai sebuah kemenangan.
Di kantor Abbas, sebuah spanduk besar dipasang dengan gambar kompleks Masjid Al-Aqsa dengan slogan “Yerusalem menang.”
“Tampaknya Raja Abdullah ingin menunjukkan melalui kunjungannya bahwa dia berdiri dengan orang-orang Palestina dalam pertempuran untuk Yerusalem,” kata analis politik Abdel Majid Sweilem kepada AFP.
Dalam sebuah pernyataan di kantor berita resmi negara Petra, raja tersebut mengatakan bahwa tanpa “perburuan dan ketabahan Yordania”, situs-situs suci tersebut telah hilang beberapa tahun yang lalu. ”
Di tengah krisis atas detektor logam, Abbas menangguhkan koordinasi keamanan dengan Israel dan tetap ditangguhkan meski telah dihapus.
Abbas yang telah berusia 82 tahun tidak dapat meninggalkan Tepi Barat karena Israel mengendalikan penyeberangan perbatasan.
“Kunjungan ini mengirimkan sebuah pesan dari keagungannya bahwa dia bersedia memberikan kontribusi untuk menghapus isolasi Presiden Abbas setelah keputusannya menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel,” Samir Awad, profesor politik di Universitas Birzeit dekat Ramallah di Tepi Barat, mengatakan kepada AFP.
Pada bulan Januari, Presiden AS Donald Trump mulai berkuasa dan mendorong orang Israel dan Palestina menuju kesepakatan damai, memberikan harapan singkat di kalangan orang-orang Palestina bahwa pendekatannya yang tidak konvensional dapat mencapai hasil.
Sejaun ini tim Trump belum secara terbuka berkomitmen pada solusi dua negara, gagasan negara Palestina merdeka di samping Israel yang telah menjadi basis konsensus internasional selama berpuluh-puluh tahun.
Perunding utama Palestina, Saeb Erakat, mengkritik keras “keheningan” pemerintah AS mengenai pertumbuhan permukiman Israel dan kurangnya dukungan untuk solusi dua negara.
Penguasa Yordania tampaknya menggemakan ucapan tersebut, meminta usaha intensif AS membantu menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak.
Moedja Adzim